Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, tentu saja desakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan semakin tinggi. Bisa dilihat dari pola konsumsi masyarakat di daerah perkotaan yang padat penduduknya akan lebih besar daripada daerah pedesaan yang jarang penduduknya. Tentu saja kota Jakarta akan berbeda tingkat konsumerismenya dengan kota Cirebon.
Akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan usaha pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak sesuai, pengangguran sudah menjamur dimana-mana, baik di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan. Masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa kota besar merupakan tempat mencari nafkah yang tepat ternyata salah besar. Banyak masyarakat pedesaan yang justru “terjebak” di kota-kota besar karena tidak berhasil mendapat pekerjaan.
Mahasiswa sebagai pelopor pergerakan, mahasiswa sebagai pelopor semangat kepemudaan harusnya bisa menjadi solusi. Hal-hal kecil bisa dimulai dari lingkungan terdekatnya, mencoba dunia entrepreneur misalnya. Entrepreneur disini diartikan sebagai suatu aktivitas yang secara konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan (Peter F. Drucker).
Entrepreneur juga bisa menjadi salahsatu solusi untuk mengatasi pengangguran, bagaimana tidak?dengan kegiatan entrepreneur ini diharapkan kita bisa memberdayakan umat atau paling minimal bisa membuat hidup kita lebih mandiri. Seperti teman saya, Riza M. Irmawan, dengan usaha percetakan Motekar nya, dia sudah bisa hidup mandiri. Pencapaian prestasi yang baik untuk seorang mahasiswa.
Menurut Elang Gumilang, menjadi seorang entrepreneur itu memiliki beberapa keuntungan :
- Bebas mengatur waktu
- Rezeki yang lebih banyak dan barokah
- Multiplier effect yang lebih banyak
Bayangkan kehidupan kantoran yang jam masuk, jam istirahat, jam makan siang, jam pulang sudah diatur sedemikian rupa sehingga lama-kelamaan akan membuat kita jenuh dengan rutinitas yang monoton. Akan tetapi dengan menjadi seorang entrepreneur, waktu kita tidak akan diikat oleh rutinitas harian seperti di kantor.
Apabila kita bekerja di kantor, gaji bulanan dan tunjangan telah ditetapkan oleh kantor, sehingga tidak ada motivasi untuk melakukan gebrakan. Menjadi seorang entrepreneurI, kita dituntut untuk terus bekerja keras karena penghasilan kita ditentukan oleh kerja keras kita.
Dengan berwirausaha, kita bisa saja membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Angka pengangguran pun bisa diturunkan dengan menggalakkan program entrepreneurship. Menjadi entrepreneur juga dituntut kemandirian, baik itu kemandirian secara finansial maupun kemandirian individu.
Menjadi entrepreneur tidak bisa lepas dari 3 prinsip, yaitu : iman, ilmu, ikhtiar. Iman sebagai fondasi dasar kita dalam melakukan segala aktivitas, tentunya iman inilah yang akan menjadi benteng pelindung kita dari segala perbuatan maksiat dan kecurangan-kecurangan dalam berbisnis.
Ilmu sebagai basis pergerakan. Pengaturan strategi bisnis, proposal bisnis harus dipersiapkan dengan matang. Tidak mungkin seorang entrepreneur yang sukses tidak dibekali dengan ilmu. Seiring dengan keberjalanan bisnisnya, jatuh-bangunnya ketika menjalani bisnis, itulah yang akan memperkaya ilmunya tentang dunia entrepreneurship.
Ikhitar menjadi pelaksanaan kata-kata. Hasil yang besar akan dicapai dengan pengorbanan yang besar. Seperti yang saya kutip dari novel Negeri 5 Menara : MAN JADDA WA JADA (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil). Itulah yang menjadi ghirah (penyemangat) dalam meraih impian.
pengen juga buka usaha, tapi mau buka usaha apa, itu yang sampai sekarang saya masih berpikir keras
Nah, itu dia.. awalnya sy juga bingung. Coba tanya pd diri sendiri, apa cita2 besar kita, apa visi dan misi hidup kita. Stelah itu coba aplikasikan untuk membuka usaha kecil2an, dan mulai lah dari hal yg paling kecil dan realistis..
Contoh : kita ingin punya toko pakaian, awalnya coba aja dulu dgn menjadi agen/distributor pakaian itu, atau dgn membuat jaket untuk komunitas, lama-kelamaan insyaallah akan banyak masukan
Kuncinya : BERANI MENCOBA, BERANI MENGAMBIL RESIKO. Just try it!
Hayu ah…kita sukseskan apa yang telah kita perjuangkan…
bismillaahir rahmaanir rahiim
Bebas mengatur waktu??
Sebenarnya seni mengatur waktu merupakan kunci kesuksesasn
mereka, karena seorang yang terjun mjadi wirausahawan,
mau tak mau harus mengorbankan waktunya bekerja lebih keras
dan lebih cerdas dari orang gajian.
jika karyawan bekerja 8 jam sehari, mereka bekerja 12 jam sehari,
bahkan bisa jadi lebih…
Setelah mereka berhasil, barulah mereka bisa bebas mengatur waktu.
saya juga ingin membuka usaha gan…tapi Insya Allah ingin merasakan jadi orang kantoran…hehe…sukses bos bisnisnye
ingin merasakan jadi orang kantoran dulu maksudnya…ntar baru buka usaha
idealnya sih (mimpi sy juga), buka usaha selagi kuliah.. ntar lulus udah mapan, trus langsung S2 deh.. hmm. amin.
Mantap gan, terus berkarya, majulah mahasiswa entreprener
kunjungi juga blog-ku…
http://forbetterindonesia.wordpress.com/2011/05/19/mahasiswa-entrepreneur-mahasiswa-pembawa-perubahan-ekonomi-bangsa/