Janjian Buta

Bagaimana ya kalau kita membuat janji dengan seseorang untuk bertemu tapi kita tidak kenal siapa orang yang akan kita temui. Kenal saja tidak, bagaimana bisa mengetahui ciri-ciri fisiknya? Maka, kita jadinya akan berimajinasi mengenai rupa fisik orang yang akan kita temui itu. Namun, seringkali sebelum bertemu secara langsung, masing-masing akan memberikan ciri-ciri fisik. Ciri-ciri fisik yang unik tentunya. Misalnya, saya berjanggut atau memakai jaket merah, dsb.

Mr. X: “Halo, Assalamu’alaikum.. Dengan Rizal?”
Saya: “Iya, wa’alaikumussalam.. Betul pak. Dengan siapa ya, Pak? Dan ada perlu apa?”
Mr. X: “Begini, ….(percakapan berlanjut). Bisa ketemu hari ini? Jam 12.45
Saya: “Oh iya-iya, saya bisa. Ketemu jam 12.45 ya.”
Mr. X: “Oh iya, saya pake motor Mio hijau ya.”


Saya tidak mengenal siapa orang yang akan saya temui itu, tapi memang harus ketemu karena ada suatu keperluan. Jadinya, saya benar-benar terfokus pada setiap motor Mio hijau yang lewat dan menyidik-nyidik setiap orang yang sesuai dengan imajinasi saya. Orang itu hanya memberikan clue motor Mio hijau. Kurang spesifik, tapi tetap unik.

Lucunya lagi, kalau misalnya orang yang akan kita temui sudah berada di depan kita, tapi kita tetap belum tahu ciri-ciri fisiknya. Kemudian, kita meneleponnya dan persis orang yang di depan kita itu mengangkat ponselnya. Dengan menebak-nebak, kemudian mengatakan: Anda yang bernama …..

2 thoughts on “Janjian Buta

  1. Asop

    Hahaha, tak apalah, bagaimanapun bentuk pertemuannya, sekonyol apapun, memang itu “kewajiban” pertemuan buta. 😆

    Reply

Leave a comment