Tag Archives: Hijrah

My Hijrah My Adventure

Dalam momen lebaran biasanya banyak yang tanya kabar setelah resign dari tempat kerja riba dulu. Untuk tiap yang tanya, jawabnya seragam, “Alhamdulillah, MASIH HIDUP, BRO!

Sebagian besar kekhawatiran dan ketakutan itu gak terbukti. Takut berkurang harta, khawatir gak bisa makan, takut gak hidup enak, waswas nafkah keluarga, dan macem-macem cara setan menakut-nakuti.

Rezeki dan ajal itu saling berkejaran, namun rezeki selalu di depan. Ajal baru akan menyusul rezeki saat rezeki bagi seorang hamba telah dicukupkan dan sudah takdirnya mati.

Gak perlu khawatir soal urusan rezeki karena PASTI dijamin, baik yang lalu maupun kemudian. Rezeki mendatangi kita lebih hebat daripada kita mencari rezeki. Rezeki tahu persis dimana alamat kita, meski kita gak tahu dimana rezeki mesti disambut.

Kekhawatiran soal rezeki adalah soal ketidakpastian (bisikan setan). Tapi kenapa gak khawatir saat rezeki yang diperoleh dari hasil yang SUDAH PASTI gak halal? Dari cara riba?

Hijrah dari tempat riba belum dapat jaminan selamat di akhirat. Tapi juga atas dasar apa bertahan untuk sesuatu yang tidak akan menyelamatkan di akhirat?

Allah SWT berfirman:

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 268)

Dari sisi bahasa, mengapa Allah gak menjanjikan kekayaan sebagai lawan kata kemiskinan? Tapi mengapa yang dijanjikan adalah ampunan dan karunia-Nya?

Kekayaan bagi seorang hamba belum tentu menjadi yang terbaik baginya. Ada yang diberi kekayaan tapi malah lupa syukur. Pun dengan kelapangan, belum tentu yang terbaik jika digunakan untuk bermaksiat.

Maka, jangan ngotot meminta untuk urusan dunia: Minta kaya, minta pangkat jabatan, minta mobil, minta harta, dll… Karena tiap pinta kita adalah amanah. Tapi ngotot lah meminta untuk urusan-urusan akhirat: minta diampuni dosa, minta husnul khatimah, minta hidayah, minta qonaah, minta istiqomah dalam hijrah.

Diantara nikmat-nikmat hijrah adalah Allah karuniakan nikmat qonaah: gak tertarik punya keinginan yang macem-macem. Dicukupkan atas kebutuhannya. Segimanapun nikmatnya makanan, hanya sesempit piring. Sesegar apapun minuman, hanya serendah gelas. Dan sebanyak apapun hidangan hanya bisa masuk selebar lingkar lambung.

Maka, gak perlu ngotot mengejar dunia yang gak bisa semuanya dinikmati dan hanya menyisakan pertanggungjawaban kelak. Melelahkan!

 

Karir Tertinggi Seorang Bankir

Riba adalah dosa besar yang bahkan sampai diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (Q.S Al Baqarah: 279), nge-RIBA-nget. Makna kata diperangi levelnya berada di atas kata dibenci dan dimusuhi. Bayangkan saja, jika ketemu dengan orang yang dibenci, maka inginnya selalu menghindar, tidak mau bertegur sapa, dan memalingkan muka.

Bayangkan juga jika ketemu dengan orang yang dimusuhi, maka inginnya selalu menyakiti, bahkan tak mau dipertemukan. Maka lebih-lebih jika diperangi, setiap bertemu inginnya melukai, menghajar, dan menyakiti.

Kita tak pernah luput dari pandangan Allah dan tak bisa menghindar. Maka apalah daya kita jika Allah memerangi kita, habislah sudah kita jika diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Tak bersisa.

Maka, amat sengsara jika dalam setiap pandangan Allah yang Maha Melihat, kita berstatus sebagai musuh yang diperangi-Nya. Punya apa kita masih menantang perang terhadap Allah dan Rasul-Nya? Manusia amatlah lemah, dengan kantuk saja kalah.

Mari kita tafakuri ibadah-ibadah kita, solat kita, amalan-amalan sunah kita, juga kehadiran kita di majelis talim… namun belum meninggalkan riba. Maka, ibarat usai membersihkan diri, kemudian kembali lagi berkubang bermain lumpur.

Bukanlah suatu kebetulan dalam perjalanan hidup saya pernah menjadi pegawai bank. Hikmah yang besar untuk mengenal betapa besarnya dosa riba, bagaimana kedzalimannya berlipat-lipat menyengsarakan umat. Maka, karir tertinggi bagi seorang muslim yang bekerja di Bank riba adalah RESIGN.

Apalah itu inflasi, harga barang terus meroket dan daya beli masyarakat terus menurun. Anda sebut-sebut terus istilah inflasi yang kedengarannya ‘keren’ di telinga itu, tapi masih menjadi pelaku riba? Maka demi Allah, penyebab inflasi adalah RIBA. Sungguh kedzaliman yang berlipat-lipat.

Saudaraku, mari terus berjuang tinggalkan riba. Luruskan niat, tanamkan dalam hati bahwa dunia sementara, akhirat selamanya. Jangan gadaikan akhirat untuk dunia. Mau dibawa kemana jabatan dan fasilitas yang membuat kita jauh dari Allah. Sedikit yang mencukupi, lebih baik daripada banyak tapi melalaikan.

Biarlah kehilangan dunia, asal jangan kehilangan Allah. Biarlah ditinggalkan manusia, asal jangan ditinggalkan Allah. Sami’na wa’athona, dengar dan taat aturan Allah tanpa mempertanyakan apalagi mendebat, mustahil bagi Allah menelantarkan hambaNya yang ingin berhijrah.

Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً   ۗ  وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ  ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 100)
*) X-Bank (baca: eks-bankir) adalah sebutan bagi para mantan pegawai lembaga keuangan RIBA (Bank, Asuransi, leasing, …) yang berniat hijrah tinggalkan RIBA. X-Bank bukanlah lembaga bank.
x-bank