Gak Pacaran, Kering?

Islam sangat menjaga pergaulan dan pasti setiap syariat punya kebaikannya. Ibarat pipa air, pergaulan yang terjaga akan menjaga pipa tersebut gak bocor sehingga bisa menghantarkan air dengan debit maksimal sampai ujung. Sampai ia menemukan pasangan halalnya.

Pergaulan yang gak terjaga akan membuat lubang2 kecil pada pipa. Bahkan naudzubillah kalau sampai jebol di tengah2. Sehingga di ujungnya akan berkurang rasanya. Bahkan silakan amati, berapa banyak yang putus dari pacarnya tapi tetep punya silaturahim yang baik? Rata2 putus silaturahim juga tuh.

Saya dan istri menikah tanpa pacaran. Kalau orang tanya ketemu sama istri dimana dulu? Ya saya bilang aja ketemu di rumahnya langsung sama ortunya. Oktober ketemu, desember lamaran, selang 4 bulan kami menikah. As simple as that. Sesederhana itu ternyata.

Dan alhamdulillah di antara kami dulunya gak pernah pacaran, monmaap kami gak kekeringan tuh. Dulu rasanya ‘malu’ kalau gak pernah pacaran. Tapi kini menjadi sebuah kesyukuran bahwa Allah menjaga pergaulan kami.

Setelah halal malah rasanya kayak BANJIIRR. Tumpah ruah semua perasaan, meluber. Ibarat pipa tanpa BOCOR tadi: sedotannya kuat, semburannya kencang. Pompa air kali ah! .

Buat kamu yang ngerasa kalau gak pacaran bakal kering, kering, kering… Hati-hati, jangan-jangan kamu selama ini cuma jagain jodoh orang. Jalannya sama kamu, nikahnya sama yang lain. Kan nyesek! Kering-kering dah tuh air mata lu! 😭😭😭

Keluarga

Tak ada momen yang paling membahagiakan sebagaimana berkumpul bersama keluarga. Jika ada waktu sedetik saja yang bisa diperjuangkan untuk bisa lebih lama dekat dengan keluarga, maka perjuangkanlah.

Tetap insafi bahwa setiap kesenangan pasti akan berakhir. Tiap kebersamaan pasti akan ada perpisahan. Begitulah sifat dunia, serba sementara. Ingat-ingat si pemutus kenikmatan: kematian.

Dan setinggi-tingginya cita-cita terhadap keluarga adalah bisa berkumpul lagi bersama seluruh keluarga besar di tempat yang tak akan pernah berakhir kebahagiaannya: jannah.

Allah SWT berfirman:

رَبَّنَا وَاَدْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ اِلَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ “

Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana,”
(QS. Ghafir 40: Ayat 8)

Siapa Idolamu?

Siap-siaplah kecewa kalau idolamu hanya ‘manusia biasa’. Hari ini minta foto bareng lalu upload, besok hari minta hapus semua jejak digital. Hari ini adalah sosok yang dipuja-puji, esok lusa dijebloskan masuk jeruji. Hari ini adalah sosok yang tak bersinar, esok hari ingin nebeng tenar. Hari ini teriak dukungan, besok lusa tarik dukungan.

Allah SWT berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ  وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ  ۗ  بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ  اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 26)

Begitu kuasanya Allah membolak-balik hati dan menyibak yang ditutup-tutupi. Dan bersiaplah kecewa jika hati tidak disandarkan pada Allah. Kalau tidak begitu mengenal sosok si ‘manusia biasa’ itu, maka tidak perlulah berlebihan mengelu-elukannya.

Imam syafii mengatakan bahwa untuk benar-benar mengenali karakter seseorang, lakukanlah 3 hal ini:

  1. Menginaplah di rumahnya
  2. Bermuamalah (hubungan kerjasama) dengannya
  3. Berpergian bersamanya

Untuk melihat karakter aslinya, perhatikanlah ‘respon spontan’ atas suatu kejadian. Itulah aslinya. Apa sudah bener-bener mengenali si ‘manusia biasa’ itu?

Maka, dalam urusan memberi nama anak juga saya tidak mau mengambil nama dari para tokoh ‘manusia biasa’ yang belum terjamin surganya, belum jelas akhir hayatnya, dan tidak jelas keberpihakannya pada Islam. Karena nama adalah doa, dan dengan nama itu nanti masing-masing dipanggil hingga hari akhirat.

Sebisa mungkin cari idola dari Al-Quran dan generasi sahabat. Sebaik-baik inspirasi adalah dari Al Quran, dan sebaik-baik teladan adalah Rasulullah Muhammad saw, para sahabat, dan yang telah terjamin surganya. Jadikanlah inspirasi dan idola, maka tidak akan kecewa.

My Hijrah My Adventure

Dalam momen lebaran biasanya banyak yang tanya kabar setelah resign dari tempat kerja riba dulu. Untuk tiap yang tanya, jawabnya seragam, “Alhamdulillah, MASIH HIDUP, BRO!

Sebagian besar kekhawatiran dan ketakutan itu gak terbukti. Takut berkurang harta, khawatir gak bisa makan, takut gak hidup enak, waswas nafkah keluarga, dan macem-macem cara setan menakut-nakuti.

Rezeki dan ajal itu saling berkejaran, namun rezeki selalu di depan. Ajal baru akan menyusul rezeki saat rezeki bagi seorang hamba telah dicukupkan dan sudah takdirnya mati.

Gak perlu khawatir soal urusan rezeki karena PASTI dijamin, baik yang lalu maupun kemudian. Rezeki mendatangi kita lebih hebat daripada kita mencari rezeki. Rezeki tahu persis dimana alamat kita, meski kita gak tahu dimana rezeki mesti disambut.

Kekhawatiran soal rezeki adalah soal ketidakpastian (bisikan setan). Tapi kenapa gak khawatir saat rezeki yang diperoleh dari hasil yang SUDAH PASTI gak halal? Dari cara riba?

Hijrah dari tempat riba belum dapat jaminan selamat di akhirat. Tapi juga atas dasar apa bertahan untuk sesuatu yang tidak akan menyelamatkan di akhirat?

Allah SWT berfirman:

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 268)

Dari sisi bahasa, mengapa Allah gak menjanjikan kekayaan sebagai lawan kata kemiskinan? Tapi mengapa yang dijanjikan adalah ampunan dan karunia-Nya?

Kekayaan bagi seorang hamba belum tentu menjadi yang terbaik baginya. Ada yang diberi kekayaan tapi malah lupa syukur. Pun dengan kelapangan, belum tentu yang terbaik jika digunakan untuk bermaksiat.

Maka, jangan ngotot meminta untuk urusan dunia: Minta kaya, minta pangkat jabatan, minta mobil, minta harta, dll… Karena tiap pinta kita adalah amanah. Tapi ngotot lah meminta untuk urusan-urusan akhirat: minta diampuni dosa, minta husnul khatimah, minta hidayah, minta qonaah, minta istiqomah dalam hijrah.

Diantara nikmat-nikmat hijrah adalah Allah karuniakan nikmat qonaah: gak tertarik punya keinginan yang macem-macem. Dicukupkan atas kebutuhannya. Segimanapun nikmatnya makanan, hanya sesempit piring. Sesegar apapun minuman, hanya serendah gelas. Dan sebanyak apapun hidangan hanya bisa masuk selebar lingkar lambung.

Maka, gak perlu ngotot mengejar dunia yang gak bisa semuanya dinikmati dan hanya menyisakan pertanggungjawaban kelak. Melelahkan!

 

Takut Miskin

​Allah SWT berfirman:

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ  ۚ  وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا  ۗ  وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 268)

Dari sisi bahasa, mengapa Allah tidak menjanjikan kekayaan sebagai lawan kata kemiskinan? Tapi mengapa yang dijanjikan adalah ampunan dan karunia-Nya?

Kekayaan bagi seorang hamba belum tentu menjadi yang terbaik baginya. Ada yang diberi kekayaan tapi malah lupa bersyukur. Pun dengan kelapangan, belum tentu yang terbaik jika digunakan untuk bermaksiat.

Maka, jangan ngoyo meminta untuk urusan dunia yang belum tentu baik: minta kaya, minta karir bagus, minta mobil, minta harta, dll… Tapi ngoyo lah meminta untuk urusan-urusan akhirat yang sudah pasti baik: minta diampuni dosa, minta husnul khatimah, minta hidayah, minta dibukakan jalan hijrah, minta istiqomah.